Konsumsi beras di Indonesia mencapai 139kg perkapita dalam setahun, konsumsi beras di Indonesia sangat tinggi, dibandingkan dengan China yang memiliki pendudukan yang sangat banyak. Dalam penelitian ketersedian beras dalam masa depan tidak jalan dengan pertumbuhan laju penduduk sehingga Indonesia menjadi import, untuk sekarang ini saja ketersediaan beras untuk stock nasional masih import. Konsumsi beras yang sangat tinggi inilah yang mengancam kebutuhan ketahanan pangan di masa depan.
Padahal di Indonesia sendiri masih banyak bahan lain selain beras yaitu Maluku masih ada sagu, di Papua masih ada ubi, dan di Jawa sendiri masih banyak menu alternative selain beras ada kentang, singkong, pepaya dan lain- lain. Dalam kandungan nasi atau beras memang terdapat karbohidrat dan protein yang bermanfaat untuk pertumbuhan, tetapi kita mengkonsumsi beras untuk mendapatkan karbohidrat untuk mendapatkan energi sedangkan protein bisa ditemukan di lauk pauk.
Dalam mengatasi permasalahan nasi pemerintah di tahun lalu menggalakan sehari tanpa nasi. Sebenarnya kentang sangat bagus untuk di konsumsi sebagai pengganti nasi karena kentang mengandung mineral, vitamin dan serat. Selain kentang, ubi- ubian seperti ubi jalar juga sangat bagus bagi kesehatan karena ubi jalar mengandung vitamin A, vitamin C, serat dan kalsium dan rendah kalori sehingga sangat aman di konsumsi. Jagung juga sangat bagus untuk pengganti nasi, jagung mengandung kandungan gizi dan betakarotine. Jagung juga mengandung asam lemak esensial yang dimana tubuh tidak bisa membuat senyawa sendiri dalam tubuh. Dengan variasi bahan utama pengganti beras yang ada sekarang ini, semoga Indonesia bisa mengurangi konsumsi beras saat ini dan masa depan sehingga Indonesia bebas dari krisis pangan terutama beras dalam masa mendatang.
